Langsung ke konten utama

Coronavirus, SARS-Cov-2, dan COVID-19

Virus ialah substansi biologi paling banyak dari muka bumi ini. Virus tidak dipandang seperti makhluk hidup. Oleh karena itu dikatakan sebagai “substansi biologi”. Untuk perbanyak diri, virus mengontaminasi alias bajak sel hidup. Virus masukkan resep pembikinan elemen virus (RNA atau DNA) hingga sel yang terkena akan membuat dan beberapa virus baru juga dibuat.

Ilustrasi infeksi virus. Protein pada virus berikatan dengan reseptor pada permukaan sel (no. 1). Sesudah masuk ke sel, virus melepas materi genetiknya (DNA atau RNA) (no. 2), yang berbentuk perintah (resep) untuk membikin protein elemen virus (no. 3). Virus baru dilepaskan dari dalam sel lewat budding (membuat “tunas “), atau sel lisis yang remuk (no. 4).

Virus bisa dikelompokkan ke filum, ordo, dan kerabat berdasar materi genetik yang mereka membawa (DNA atau RNA), inang yang mereka serang, dan beragam persyaratan yang lain. Kerabat atau keluarga virus yang saat ini sedang marak dibahas ialah Coronavirus. Coronavirus (CoV) ialah kerabat besar yang meliputi beragam virus yang bisa mengakibatkan sakit enteng sama batuk pilek sampai yang lebih kronis, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).

Coronavirus banyak diketemukan mengontaminasi binatang. Sudah pasti tidak seluruhnya coronavirus sudah dideteksi karena virus tersebut ialah substansi biologi paling banyak dari muka bumi. Saat ada tipe coronavirus baru, yang belum pernah dideteksi awalnya ada, panggilan novel coronavirus (nCoV) sering dipasangkan. Oleh karenanya, “coronavirus” ialah panggilan yang tidak detil hanya karena merujuk ke tingkat kerabat, seperti panggilan Poaceae (padi-padian), yang ada beragam tipe tanaman, dimulai dari padi, gandum sampai jagung.

Coronavirus memiliki sifat “zoonotik”, yang maknanya virus bisa ditransmisikan antara hewan dan manusia. Misalkan, SARS-CoV ditransmisikan dari musang ke manusia, sedang MERS-CoV ditransmisikan dari unta arab ke manusia. Ada juga coronavirus yang lain di alam (lumayan banyak) yang tersebar di beberapa hewan, tapi belum diketemukan bisa mengontaminasi manusia.

Unta Arab (Camelus dromedarius) berpunuk satu (gambar kiri) yang bisa bawa MERS-CoV dan menyebarkannya ke manusia. Unta Asia (Camelus bactrianus) berpunuk dua (gambar kanan) ialah spesies yang lain dan tidak dikenali bawa MERS-CoV.

Coronavirus yang menyebar sekarang ini mempunyai nama sah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), yang saat awalnya diketemukan dinamakan sementara 2019-nCoV. Penyakit yang disebabkan karena virus ini disebutkan dengan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Nama virus dan nama penyakit yang karena itu berlainan dan tidak sama-sama gantikan. Misalkan, virus variola mengakibatkan penyakit cacar (telah dengan status hancur), virus varicella mengakibatkan penyakit cacar air (belum dihilangkan), virus rubeola mengakibatkan penyakit campak, Human Immunodeficiency Virus (HIV) mengakibatkan AIDS, dan sebagainya.

Jalur penyebaran virus baru ini diprediksi masih lewat droplet, seperti cipratan yang dari orang yang batuk atau bersin memiliki jarak sekitaran 2 mtr.. SARS-CoV-2 belumlah diketahui dapat menebar melalui udara, sama dalam virus yang mengakibatkan campak dan cacar. Jika kita duduk di kursi belakang pesawat, sedang ada orang yang terkena ada di depan pesawat, kemungkinan kecil dapat terjangkit. Tetapi, contact dengan virus dapat terjadi lewat berjabat-tangan, menggenggam permukaan meja, sampai gagang pintu.

Saat ini tidak ada data berapakah lama virus baru ini bisa bertahan pada sebuah permukaan benda mati. Sebagai perbedaan, virus SARS dapat bertahan di dalam permukaan pada temperatur ruang sepanjang 2 hari. Penangkalan yang dipandang paling efisien sekarang ini ialah melatih membersihkan tangan secara benar sekerap kemungkinan, menggunakan SABUN (sekali kembali, sabun).

Cara membersihkan tangan secara benar.

Ketika seorang terkena virus ini dan terkena, periode inkubasi sampai muncul tanda-tanda sekitaran 5 hari, dengan bentangnya yang sekitar 2-11 hari. Tanda-tanda COVID-19 umumnya serupa dengan influenza, bahkan juga sebagian orang dapat pulih tanpa semakin bertambah kronis. Beberapa orang yang terkena tetapi tidak memperlihatkan tanda-tanda ini bisa menyebarkan ke seseorang.

Bagi yang terkena dan tidak untung, tanda-tanda akan lebih buruk diikuti dengan kesusahan bernafas dan pneumonia awalnya, umumnya sekitaran hari ke-4 sesudah tanda-tanda awalnya ada. Kondisi menjadi krisis di hari ke-7. Tetapi, di hari ke-11, orang yang bertahan hidup mulai masuk periode rekondisi. Sayang, belum terdapat bukti yang memperlihatkan jika orang yang terserang COVID-19 dapat selalu tahan pada infeksi selanjutnya.

Sampai saat ini belum ada vaksin atau obat yang bisa dibuktikan efisien untuk mengobati COVID-19. Remdesivir, obat antiviral yang semula diperkembangkan untuk ebola, sekarang ini sedang ditescobakan ke pasien COVID-19 di Negara Sisi Washington Amerika Serikat dan Cina. Pada tempat lain, pengatasan pasien COVID-19 dapat bermacam, seperti memakai antiviral, terhitung obat anti-HIV dan obat malaria chloroquine phosphate. Disamping itu, pasien COVID-19 juga terima perawatan simpatisan, seperti oksigen tambahan, cairan, dan antibiotik untuk jaga dari infeksi bakteri sekunder.

Secara genetik 2019-nCoV tidak sama dengan SARS-CoV, tapi ketidaksamaan yang ada tidak memenuhi persyaratan spesies virus baru yang ditetapkan oleh International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV). Oleh karenanya, 2019-nCoV dinamakan sebagai SARS-CoV-2 sebagai pembanding dari virus pemicu pandemi SARS yang awalnya. Tingkat keparahan penyakit yang karena ke-2 virus itu juga berlainan. SARS 2002 ada di tahun akhir, selanjutnya “usai” sekitaran tengah 2003 dengan keseluruhan 8.437 orang positif terkena, 813 orang wafat (nyaris sepuluh persen), dan bekasnya pulih.

Sebagai perbedaan, COVID-19 terdeteksi pada lebih dari 78 ribu orang di Cina, dengan lebih dari 2.700 orang korban yang wafat. Di luar Cina, terhitung kasus dalam kapal pesiar Diamond Princess, ada lebih dari 3.600 orang terdeteksi COVID-19, dengan 57 korban wafat. Masih terlampau awal untuk mengatakan jika COVID-19 tidak kurang beresiko dari pandemi SARS, tapi data sementara yang ada ke arah itu. Pandemi COVID-19 diawali pada tahun akhir lalu, mudah-mudahan seperti pada SARS, tengah tahun ini pandemi telah berkurang.

Referensi:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kayangan Api Sebagai Potensi Wisata Bojonegoro

Banyak warga di luar daerah Bojonegoro belum ketahui mengenai kekayaan tempat rekreasi dan kekuatan yang dipunyai oleh Kabupaten Bojonegoro. Bila dijelajahi lebih dalam, daerah ini mempunyai banyak tujuan rekreasi yang sayang tidak untuk didatangi. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, yang bekerja untuk memperkenalkan tempat rekreasi yang bisa menarik pelancong satu diantaranya seperti rekreasi Khayangan Api. Youti (2001:158) memiliki pendapat mengenai pemahaman tempat wisata yakni segala hal sebagai daya magnet untuk beberapa orang untuk mengunjugi satu wilayah tertentu. Object dan daya magnet rekreasi seperti yang ditujukan bisa berbentuk tempat wisata alam, budaya yang mempunyai daya pikat buat didatangi atau jadi target pelancong. Kayangan Api sebagai salah satunya warisan kerajaan yang hingga saat ini. Khayangan Api sebagai sumber api kekal yang tidak juga padam yang berada pada teritori rimba lindung di Dusun Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro

Tabulampot: Tanaman Buah dalam Pot

Beragam penawaran kegiatan baru di periode wabah dimulai dari bercocok tanam, naik sepeda, atau bahkan juga kulineran, lumayan disukai oleh warga. Selainnya sebagai penyukupan kebutuhan, beragam opsi itu seakan jadi trend yang selanjutnya tumbuh subur pada beragam kelompok. Salah satunya kegiatan positif yang lumayan disukai adalah bercocok tanam. Tanaman hias, apotek hidup, bonsai, sampai tanaman buah dalam pot atau kerap diistilahkan dengan tabulampot sekarang ini jadi kegiatan yang lumayan disukai. Pada dasarnya, tabulampot sebagai alternative untuk selalu menanam buah pada lahan-lahan sempit. Tabulampot juga tidak meusak bangunan disekelilingnya, seperti pagar rumah atau paving pelataran rumah karena akar tanaman ada dalam pot. Supaya tanaman buah dalam pot bisa tumbuh dan berbuah secara baik, ada banyak hal yang sebaiknya jadi perhatian dan diulas dalam tulisan singkat ini. Pilih Tipe Tanaman yang Sesuai Salah satu perihal yang perlu jadi perhatian pada tabulampot adalah pen