Langsung ke konten utama

Mengenal Lebih Dalam Tentang Lubang Gigi

Kesehatan mulut dan gigi kerap kali dipandang hal yang kurang penting untuk beberapa warga di Indonesia. Ini muncul karena minimnya info yang didapat sekitar kesehatan mulut dan gigi. Seperti anggota badan lainnya, mulut dan gigi memiliki peran penting di kehidupan setiap hari. Ditambahkan lagi perannya sebagai pintu masuk beragam jenis gizi (minuman dan makanan) ke badan kita, tempat mulut dan gigi jadi penting untuk dijaga kebersihan dan kesehatannya.

Meski begitu, data mengatakan jika sekitar 57,6% warga Indonesia masih mempunyai permasalahan dengan kesehatan mulut dan gigi. Salah satunya permasalahan atau penyakit mulut dan gigi yang umum terjadi pada warga ialah plak atau yang umum dikatakan sebagai lubang gigi. Ada beberapa factor yang turut serta pada proses berlangsungnya plak gigi. Pada dasarnya, beberapa faktor itu bisa dikelompokkan jadi empat, yakni host, agent, environment, dan time.

Faktor-faktor pemicu plak.

Mari kita ulas satu demi satu factor yang turut serta pada proses plak gigi lebih detil. Factor pertama ialah host, mencakup gigi dan saliva (air liur). Anatomi (wujud) dari gigi mainkan peran penting pada proses berlangsungnya plak. Jika salah satunya sisi dari gigi ada fissure (lekukan) yang terlampau dalam, atau gigi yang terletak berdesak-desakan satu sama lainnya, makanan akan gampang untuk melekat pada gigi hingga risiko berlangsungnya plak makin bertambah.

Ilustrasi plak gigi (Knevel, Gussy, 2012).

Saliva juga mainkan peran penting dalam mempertahankan kesehatan mulut dan gigi. Ada beberapa faedah dari saliva untuk kesehatan rongga mulut, satu diantaranya sebagai pencuci berdikari (self-cleansing) atau bisa dipakai untuk bersihkan makanan yang ketinggalan pada gigi. Selainnya berperan sebagai self-cleansing, saliva berperan sebagai antibakteri, buffering capacity, dan mempunyai enzim yang berperan pada proses pencernaan pada makanan.

Faktor ke-2 ialah agent atau mikroorganisme yang turut serta. Dalam rongga mulut, ada lebih dari 700 spesies bakteri, baik yang memberikan keuntungan untuk badan manusia atau yang bikin rugi untuk manusia dan mempunyai lajur metabolisme yang unik pada tiap spesiesnya.

Khusus untuk plak gigi, bakteri yang berperanan pada proses berlangsungnya penyakit ini ialah bakteri yang bisa hasilkan asam dan bisa bertahan hidup dalam keadaan asam, diantaranya Streptococcus mutans, Bifidobacterium, Lactobacillus, dan Actinomyces. Beberapa bakteri itu memerlukan substrat untuk hasilkan produk akhir berbentuk asam. Salah satunya asam yang dipercaya bisa mengakibatkan demineralisasi gigi yang berbuntut pada berlangsungnya plak ialah asam laktat. Dengan begitu, kehadiran beberapa bakteri ini akan bikin rugi untuk kesehatan mulut dan gigi.

Faktor ke-3 ialah environment atau lingkungan yang berada di rongga mulut. Jika dalam rongga mulut ada substrat yang nanti dipakai oleh beberapa bakteri bakteri untuk hasilkan produk akhir dengan dampak menghancurkan, tentu saja benar-benar tidak memberikan keuntungan untuk kesehatan mulut dan gigi. Salah satunya substrat yang penting dicurigai ialah glukosa.

Glukosa umumnya didapat dari mengonsumsi makanan manis yang memiliki kandungan gula atau makanan yang memiliki kandungan karbohidrat. Seterusnya, karbohidrat akan diperpecah dengan kontribusi enzim yang ada di rongga mulut jadi susunan yang lebih kecil, yaitu glukosa itu. Glukosa nanti akan masuk ke lajur metabolisme patogen dan akan hasilkan salah satunya produk akhir berbentuk asam laktat. Oleh karenanya, kita harus siaga pada beberapa makanan yang memiliki sifat manis.

Faktor ke-4 ialah time atau waktu. Proses berlangsungnya plak juga dikuasai oleh frekwensi dan lamanya waktu substrat yang melekat pada gigi dibarengi hubungan dengan patogen untuk memetabolisme substrat itu hingga hasilkan asam yang disebut aspek terpenting pemicu berlangsungnya plak. Jika ke-4 factor ini telah tercukupi, proses plak bisa terjadi. Oleh karenanya, kita harus bisa mengeliminasi dan atau merekayasa faktor-faktor di atas supaya kesehatan mulut dan gigi selalu terlindungi.

Terdapat beragam jenis perlakuan yang bisa dilaksanakan untuk menahan berlangsungnya proses plak, diantaranya ialah teratur menggosok gigi minimum 2x satu hari sesudah makan pagi dan saat sebelum tidur dengan menggunakan odol berfluorida, mengontrol pola dan jam makan, dan teratur ke dokter gigi minimum 6 bulan sekali.

Dianjurkan juga untuk lakukan pemberian bahan fluor secara tropis oleh dokter gigi atau pemberian fluor secara mekanismeik lewat air minum, pemberian bahan sealant (lapisan plastik tipis membuat perlindungan gigi) pada gigi yang diketahui mempunyai fissure yang dalam atau program PRR (Preventive Resin Restoration) pada gigi yang telah terserang sedikit plak oleh dokter gigi. Makanan yang dianjurkan untuk dimakan ialah makanan memiliki serat, sementara yang penting dikurangkan ialah makanan manis. Untuk anak-anak, tidak boleh dibiasakan konsumsi minuman atau makanan yang memiliki kandungan gula saat sebelum tidur.

Referensi:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kayangan Api Sebagai Potensi Wisata Bojonegoro

Banyak warga di luar daerah Bojonegoro belum ketahui mengenai kekayaan tempat rekreasi dan kekuatan yang dipunyai oleh Kabupaten Bojonegoro. Bila dijelajahi lebih dalam, daerah ini mempunyai banyak tujuan rekreasi yang sayang tidak untuk didatangi. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, yang bekerja untuk memperkenalkan tempat rekreasi yang bisa menarik pelancong satu diantaranya seperti rekreasi Khayangan Api. Youti (2001:158) memiliki pendapat mengenai pemahaman tempat wisata yakni segala hal sebagai daya magnet untuk beberapa orang untuk mengunjugi satu wilayah tertentu. Object dan daya magnet rekreasi seperti yang ditujukan bisa berbentuk tempat wisata alam, budaya yang mempunyai daya pikat buat didatangi atau jadi target pelancong. Kayangan Api sebagai salah satunya warisan kerajaan yang hingga saat ini. Khayangan Api sebagai sumber api kekal yang tidak juga padam yang berada pada teritori rimba lindung di Dusun Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro

Tabulampot: Tanaman Buah dalam Pot

Beragam penawaran kegiatan baru di periode wabah dimulai dari bercocok tanam, naik sepeda, atau bahkan juga kulineran, lumayan disukai oleh warga. Selainnya sebagai penyukupan kebutuhan, beragam opsi itu seakan jadi trend yang selanjutnya tumbuh subur pada beragam kelompok. Salah satunya kegiatan positif yang lumayan disukai adalah bercocok tanam. Tanaman hias, apotek hidup, bonsai, sampai tanaman buah dalam pot atau kerap diistilahkan dengan tabulampot sekarang ini jadi kegiatan yang lumayan disukai. Pada dasarnya, tabulampot sebagai alternative untuk selalu menanam buah pada lahan-lahan sempit. Tabulampot juga tidak meusak bangunan disekelilingnya, seperti pagar rumah atau paving pelataran rumah karena akar tanaman ada dalam pot. Supaya tanaman buah dalam pot bisa tumbuh dan berbuah secara baik, ada banyak hal yang sebaiknya jadi perhatian dan diulas dalam tulisan singkat ini. Pilih Tipe Tanaman yang Sesuai Salah satu perihal yang perlu jadi perhatian pada tabulampot adalah pen

Coronavirus, SARS-Cov-2, dan COVID-19

Virus ialah substansi biologi paling banyak dari muka bumi ini. Virus tidak dipandang seperti makhluk hidup. Oleh karena itu dikatakan sebagai “substansi biologi”. Untuk perbanyak diri, virus mengontaminasi alias bajak sel hidup. Virus masukkan resep pembikinan elemen virus (RNA atau DNA) hingga sel yang terkena akan membuat dan beberapa virus baru juga dibuat. Ilustrasi infeksi virus. Protein pada virus berikatan dengan reseptor pada permukaan sel (no. 1). Sesudah masuk ke sel, virus melepas materi genetiknya (DNA atau RNA) (no. 2), yang berbentuk perintah (resep) untuk membikin protein elemen virus (no. 3). Virus baru dilepaskan dari dalam sel lewat budding (membuat “tunas “), atau sel lisis yang remuk (no. 4). Virus bisa dikelompokkan ke filum, ordo, dan kerabat berdasar materi genetik yang mereka membawa (DNA atau RNA), inang yang mereka serang, dan beragam persyaratan yang lain. Kerabat atau keluarga virus yang saat ini sedang marak dibahas ialah Coronavirus. Coronavirus (CoV