Langsung ke konten utama

Mengenal Radioterapi

Ketika membayangkan radiasi, mungkin hal yang langsung tebersit di benak kita adalah tentang bahaya radiasi bagi tubuh kita. Akan tetapi, radiasi juga memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Salah satunya sebagai terapi kanker yang dikenal dengan istilah radioterapi. Pada radioterapi, radiasi yang berasal dari bahan radioaktif berupa iodine-131 (I131) ini akan dipaparkan ke tubuh pasien dan berinteraksi dengan sel kanker. Interaksi tersebut menyebabkan DNA pada sel kanker tersebut rusak sehingga tidak mampu membelah diri.

Rasanya menyeramkan jika mendengar bagaimana radiasi dipaparkan pada tubuh kita. Radiasi kan berbahaya, kok ini malah sengaja dipaparkan ke tubuh? Apakah ini tidak membahayakan? Sebenarnya hal tersebut tidaklah perlu dikhawatirkan karena sistem radioterapi sudah diatur sedemikian rupa sehingga dosisnya hanya terfokus pada satu area dan tidak akan tersebar ke seluruh tubuh. Dengan kata lain, radiasi yang dipaparkan hanya akan berinteraksi dengan sel kanker dan sedikit sel yang sejajar dengan sel kanker. Oleh karena itu tubuh tidak akan mengalami efek samping yang parah dan sel kanker bisa tetap terbunuh.

Secara umum terapi kanker menggunakan radiasi dianggap lebih unggul jika dibandingkan dengan dua metode pengobatan kanker lainnya seperti operasi dan kemoterapi. Pada pengobatan kanker melalui operasi, dokter harus membedah tubuh pasien untuk mengambil sel kanker atau tumor. Hal ini sangat berisiko karena dimungkinkan terjadinya kegagalan prosedur operasi, terutama untuk sel kanker yang letaknya cukup dalam dan sulit dijangkau, sedangkan pada radioterapi sel kanker dibunuh tanpa harus menyentuh sel kanker tersebut sehingga dianggap lebih aman.

Selain itu, saat kemoterapi, zat kimia yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk menyerang sel kanker ikut menyerang sel-sel sehat. Pada dasarnya prosedur ini juga terjadi pada radioterapi, tetapi jumlah sel sehat yang rusak akibat kemoterapi jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan radioterapi karena zat kimia yang dimasukkan akan menyebar ke seluruh tubuh, tidak seperti radioterapi yang radiasinya hanya terpusat pada daerah tertentu. Oleh karena itu, efek samping yang ditimbulkan oleh radioterapi cenderung lebih ringan daripada kemoterapi.

Untuk beberapa kasus tertentu, radioterapi dianggap tidak efektif dalam mengobati kanker. Sebagai contoh, jika posisi tumor tidak terlalu dalam sehingga operasi mungkin menjadi pilihan karena tumor mudah untuk diambil dan tidak menimbulkan efek samping sebanyak radioterapi. Selain itu, jika ukuran sel kanker ternyata cukup besar, radioterapi menjadi tidak efektif karena terdapat risiko sel kanker tertinggal di dalam tubuh. Oleh karena itu, untuk membunuh tuntas sel kanker digunakan metode terapi lainnya seperti kemoterapi.

Sebagai kesimpulan, saat ini radioterapi bukanlah terapi kanker yang paling efektif digunakan untuk mengobati semua jenis kanker. Akan tetapi, radioterapi punya potensi yang cukup besar untuk menjadi alat terapi kanker yang ideal di masa yang akan datang.

Bahan bacaan:

  • https://ift.tt/3rntY36
  • https://ift.tt/3kBn3Cq
  • https://ift.tt/3ir1eCP

Penulis:
Hanif Saifurrahman, mahasiswa S-1 Teknik Mesin, Tohoku University, Jepang
Kontak: hansaifur(at)gmail(dot)com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kayangan Api Sebagai Potensi Wisata Bojonegoro

Banyak warga di luar daerah Bojonegoro belum ketahui mengenai kekayaan tempat rekreasi dan kekuatan yang dipunyai oleh Kabupaten Bojonegoro. Bila dijelajahi lebih dalam, daerah ini mempunyai banyak tujuan rekreasi yang sayang tidak untuk didatangi. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, yang bekerja untuk memperkenalkan tempat rekreasi yang bisa menarik pelancong satu diantaranya seperti rekreasi Khayangan Api. Youti (2001:158) memiliki pendapat mengenai pemahaman tempat wisata yakni segala hal sebagai daya magnet untuk beberapa orang untuk mengunjugi satu wilayah tertentu. Object dan daya magnet rekreasi seperti yang ditujukan bisa berbentuk tempat wisata alam, budaya yang mempunyai daya pikat buat didatangi atau jadi target pelancong. Kayangan Api sebagai salah satunya warisan kerajaan yang hingga saat ini. Khayangan Api sebagai sumber api kekal yang tidak juga padam yang berada pada teritori rimba lindung di Dusun Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro

Tabulampot: Tanaman Buah dalam Pot

Beragam penawaran kegiatan baru di periode wabah dimulai dari bercocok tanam, naik sepeda, atau bahkan juga kulineran, lumayan disukai oleh warga. Selainnya sebagai penyukupan kebutuhan, beragam opsi itu seakan jadi trend yang selanjutnya tumbuh subur pada beragam kelompok. Salah satunya kegiatan positif yang lumayan disukai adalah bercocok tanam. Tanaman hias, apotek hidup, bonsai, sampai tanaman buah dalam pot atau kerap diistilahkan dengan tabulampot sekarang ini jadi kegiatan yang lumayan disukai. Pada dasarnya, tabulampot sebagai alternative untuk selalu menanam buah pada lahan-lahan sempit. Tabulampot juga tidak meusak bangunan disekelilingnya, seperti pagar rumah atau paving pelataran rumah karena akar tanaman ada dalam pot. Supaya tanaman buah dalam pot bisa tumbuh dan berbuah secara baik, ada banyak hal yang sebaiknya jadi perhatian dan diulas dalam tulisan singkat ini. Pilih Tipe Tanaman yang Sesuai Salah satu perihal yang perlu jadi perhatian pada tabulampot adalah pen

Coronavirus, SARS-Cov-2, dan COVID-19

Virus ialah substansi biologi paling banyak dari muka bumi ini. Virus tidak dipandang seperti makhluk hidup. Oleh karena itu dikatakan sebagai “substansi biologi”. Untuk perbanyak diri, virus mengontaminasi alias bajak sel hidup. Virus masukkan resep pembikinan elemen virus (RNA atau DNA) hingga sel yang terkena akan membuat dan beberapa virus baru juga dibuat. Ilustrasi infeksi virus. Protein pada virus berikatan dengan reseptor pada permukaan sel (no. 1). Sesudah masuk ke sel, virus melepas materi genetiknya (DNA atau RNA) (no. 2), yang berbentuk perintah (resep) untuk membikin protein elemen virus (no. 3). Virus baru dilepaskan dari dalam sel lewat budding (membuat “tunas “), atau sel lisis yang remuk (no. 4). Virus bisa dikelompokkan ke filum, ordo, dan kerabat berdasar materi genetik yang mereka membawa (DNA atau RNA), inang yang mereka serang, dan beragam persyaratan yang lain. Kerabat atau keluarga virus yang saat ini sedang marak dibahas ialah Coronavirus. Coronavirus (CoV