Langsung ke konten utama

Raspberry Pi, Dari Media Pembelajaran hingga IoT

Jika mendengar nama Raspberry Pi, mungkin yang ada di benak kalian pertama kali adalah sebuah kue pai yang dilapisi selai buah raspberry sebagai toping di atasnya. Tapi, yang penulis maksud adalah sebuah komputer kecil yang berukuran kira-kira sebesar kartu kredit.

Raspberry Pi diluncurkan pertama kali pada Februari 2012 dengan sistem operasi Raspbian yang berbasiskan pada Debian Linux dan perangkat keras berupa single-core 32-bit, RAM sebesar 256MB, sebuah USB port, dan sebuah Ethernet port. Raspberry Pi mulai dikembangkan sejak tahun 2008 di bawah naungan “The Raspberry Pi Foundation”, yaitu sebuah organisasi nirlaba berbasis di Inggris yang didirikan oleh beberapa akademisi dan teknisi di bidang komputer yang prihatin dengan menurunnya minat siswa pada ilmu komputer.

Raspberry Pi hadir sebagai media untuk mengajarkan pemrograman komputer pada siswa sekolah dan masyarakat di negara berkembang karena harganya yang sangat terjangkau jika dibandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan untuk membeli sebuah komputer pribadi maupun laptop. Saat ini produk Rasberry Pi terbaru dengan tipe “Pi 4 B” dibanderol dengan harga berkisar antara 25 hingga 45 Dolar AS dengan spesifikasi perangkat keras yang lebih baik: quad-core 64-bit, RAM sebesar 1 hingga 4 GB, dan empat buah USB port.

Penampilan Raspbeery Pi 4. Sumber: https://ift.tt/1OdKbOg

Spesifikasi tambahan lainnya dari Raspberry Pi terbaru adalah perangkat nirkabel, bluetooth, dan video-core graphics sehingga memungkinkan melakukan transfer data nirkabel maupun bluetooth, serta mampu memutar video dengan resolusi yang sangat baik. Raspberry Pi tipe terbaru ini pun juga dapat menggunakan sistem operasi selain Raspbian, di antaranya Ubuntu, Windows 10 IoT, RISC OS, LibreELEC, dan lain sebagainya.

Dengan kemampuan yang dimilikinya saat ini, penggunaan Raspberry Pi tidak hanya sebagai media pembelajaran pemrograman komputer saja, tetapi sudah mengambil peran penting pada era teknologi IoT (Internet of Thing). Sebagai contoh, otomatisasi industri berbasis IoT menggunakan Raspberry Pi digunakan untuk kendali jarak jauh dan pemantauan jarak jauh perangkat dan peralatan industri, dengan harga terjangkau. Sama halnya dengan teknologi rumah pintar (smart home) yang dapat mengontrol perangkat rumah dari jarak jauh melalui aplikasi yang ada pada telepon pintar.

Raspberry Pi dapat dihubungkan dengan berbagai macam sensor yang dipasang di dalam rumah untuk mengetahui keadaan rumah. Kemudian, dari data yang diperoleh melalui sensor, pengguna (user) memberikan perintah melalui aplikasi pada telepon pintar yang selanjutnya diteruskan kembali ke Raspberry Pi melalui internet. Setelah itu, Raspberry Pi akan melanjutkan pesan kepada relay untuk melaksanakan perintah untuk menghidupkan (on) atau mematikan (off) perangkat rumah.

Alur kerja rumah pintar menggunakan Raspberry Pi. Sumber: https://medium.com/

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kayangan Api Sebagai Potensi Wisata Bojonegoro

Banyak warga di luar daerah Bojonegoro belum ketahui mengenai kekayaan tempat rekreasi dan kekuatan yang dipunyai oleh Kabupaten Bojonegoro. Bila dijelajahi lebih dalam, daerah ini mempunyai banyak tujuan rekreasi yang sayang tidak untuk didatangi. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, yang bekerja untuk memperkenalkan tempat rekreasi yang bisa menarik pelancong satu diantaranya seperti rekreasi Khayangan Api. Youti (2001:158) memiliki pendapat mengenai pemahaman tempat wisata yakni segala hal sebagai daya magnet untuk beberapa orang untuk mengunjugi satu wilayah tertentu. Object dan daya magnet rekreasi seperti yang ditujukan bisa berbentuk tempat wisata alam, budaya yang mempunyai daya pikat buat didatangi atau jadi target pelancong. Kayangan Api sebagai salah satunya warisan kerajaan yang hingga saat ini. Khayangan Api sebagai sumber api kekal yang tidak juga padam yang berada pada teritori rimba lindung di Dusun Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro

Tabulampot: Tanaman Buah dalam Pot

Beragam penawaran kegiatan baru di periode wabah dimulai dari bercocok tanam, naik sepeda, atau bahkan juga kulineran, lumayan disukai oleh warga. Selainnya sebagai penyukupan kebutuhan, beragam opsi itu seakan jadi trend yang selanjutnya tumbuh subur pada beragam kelompok. Salah satunya kegiatan positif yang lumayan disukai adalah bercocok tanam. Tanaman hias, apotek hidup, bonsai, sampai tanaman buah dalam pot atau kerap diistilahkan dengan tabulampot sekarang ini jadi kegiatan yang lumayan disukai. Pada dasarnya, tabulampot sebagai alternative untuk selalu menanam buah pada lahan-lahan sempit. Tabulampot juga tidak meusak bangunan disekelilingnya, seperti pagar rumah atau paving pelataran rumah karena akar tanaman ada dalam pot. Supaya tanaman buah dalam pot bisa tumbuh dan berbuah secara baik, ada banyak hal yang sebaiknya jadi perhatian dan diulas dalam tulisan singkat ini. Pilih Tipe Tanaman yang Sesuai Salah satu perihal yang perlu jadi perhatian pada tabulampot adalah pen

Coronavirus, SARS-Cov-2, dan COVID-19

Virus ialah substansi biologi paling banyak dari muka bumi ini. Virus tidak dipandang seperti makhluk hidup. Oleh karena itu dikatakan sebagai “substansi biologi”. Untuk perbanyak diri, virus mengontaminasi alias bajak sel hidup. Virus masukkan resep pembikinan elemen virus (RNA atau DNA) hingga sel yang terkena akan membuat dan beberapa virus baru juga dibuat. Ilustrasi infeksi virus. Protein pada virus berikatan dengan reseptor pada permukaan sel (no. 1). Sesudah masuk ke sel, virus melepas materi genetiknya (DNA atau RNA) (no. 2), yang berbentuk perintah (resep) untuk membikin protein elemen virus (no. 3). Virus baru dilepaskan dari dalam sel lewat budding (membuat “tunas “), atau sel lisis yang remuk (no. 4). Virus bisa dikelompokkan ke filum, ordo, dan kerabat berdasar materi genetik yang mereka membawa (DNA atau RNA), inang yang mereka serang, dan beragam persyaratan yang lain. Kerabat atau keluarga virus yang saat ini sedang marak dibahas ialah Coronavirus. Coronavirus (CoV